MAKALAH
ILMU ALAMIAH DASAR
SPEKTROSKOPI
( FISIKA RADIASI )
Di susun oleh :
Vina Rahmawianti
PROGRAM
STUDY D-III KEPERAWATAN
POLITEKNIK
KESEHATAN YAPKESBI SUKABUMI
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.wb
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula shalawat serta salam marilah kita
curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Makalah ini berjudul “ Spektroskopi
( Fisika Radiasi )” Dimana makalah ini berisi tentang pengkajian yang mendalam
mengenai Spektroskopi ( Fisika Radiasi ). Kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu segala kritik dan saran
sangat di nantikan guna perbaikan lebih lanjut. Mudah - mudahan makalah ini
dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya,serta bagi para pembaca umumnya.
Terimakasih.
Wassalamualaikum
Wr.wb
Sukabumi, 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...................................................................................................................
|
i
|
Daftar
Isi............................................................................................................................
|
ii
|
|
|
BAB I PENDAHULUAN
|
|
1.1 Latar Belakang
Masalah......................................................................................
|
1
|
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................................
|
2
|
1.3
Tujuan..................................................................................................................
|
2
|
|
|
BAB II PEMBAHASAN
|
|
• Spektroskopi............................................................................................
|
3
|
• Macam - Macam
Spektroskopi..........................................................
|
4
|
• Jenis – Jenis Spektroskopi
|
|
|
|
BAB III PENUTUP
|
|
3.1
Kesimpulan..........................................................................................................
|
11
|
3.2 Kritik dan
Saran...................................................................................................
|
11
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
•
Latar
Belakang
Spektroskopi
berkaitan dengan dispersi cahaya obyek ke dalam komponen warna (yaitu energi).
Dengan melakukan ini diseksi dan analisis cahaya obyek, para astronom dapat
menyimpulkan sifat - sifat fisik dari obyek yang (seperti suhu, luminositas
massa, dan komposisi). Di seluruh dunia sekitar 5000 hasil penelitian yang
memanfaatkan penggunaan
spektroskopi dipublikasikan tiap tahunnya, khususnya penggunaan sinkrotron sebagai sumber cahaya. Aplikasi - aplikasi meliputi atomis dan fisika molekul, ilmu fisika seikat, ilmu fisika permukaan, berhubungan dengan cairan, bahan magnet, bahan molekuler dan lainnya.
spektroskopi dipublikasikan tiap tahunnya, khususnya penggunaan sinkrotron sebagai sumber cahaya. Aplikasi - aplikasi meliputi atomis dan fisika molekul, ilmu fisika seikat, ilmu fisika permukaan, berhubungan dengan cairan, bahan magnet, bahan molekuler dan lainnya.
Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya
diserap oleh benda lain. Orang awam sering menghubungkan kata radiasi ionisasi (misalnya, sebagaimana terjadi pada senjata nuklir, reaktor
nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk kepada radiasi elektromagnetik (yaitu,
gelombang radio, cahaya inframerah, cahaya tampak, sinar ultra violet, dan X-ray), radiasi akustik, atau untuk
proses lain yang lebih jelas. Yang membuat radiasi adalah energi memancarkan
(yaitu, bergerak ke luar dalam garis lurus ke segala arah) dari suatu sumber.
geometri ini secara alami mengarah pada sistem pengukuran dan unit fisik yang
sama berlaku untuk semua jenis radiasi.
Dengan
demikian radiasi yang dihasilkan adalah kontinu, dan bukan pada energi
tersembunyi garis emisi karena populasi elektron memiliki berbagai
berkelanjutan energi, dan mereka dapat dipercepat melalui berbagai energi.
Spektroskopi radiasi dipancarkan ketika elektron cepat berinteraksi dengan
medan magnet. Sebuah medan magnet di daerah elektron bepergian dalam akan
menyebabkan elektron untuk mengubah arah dengan mengerahkan kekuatan di atasnya
tegak lurus dengan arah elektron bergerak. Akibatnya, elektron akan dipercepat,
menyebabkan ia memancarkan energi elektromagnetik. Ini disebut bremsstrahlung
magnetik atau sinkrotron radiasi (setelah radiasi diamati dari akselerator
partikel dengan nama itu). Jika elektron dan medan magnet yang cukup energik, radiasi
yang dipancarkan bisa dalam bentuk sinar-X.
•
Rumusan Masalah
•
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Spektroskopi
Spektroskopi adalah adalah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu tentang interaksi antara materi dengan radiasi
elektromagnetik. Metode pengukuran yang didasarkan pada pengetahuan tentang
spektroskopi disebut spektrometri. Jadi spektroskopi yaitu ilmu yang
mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang
dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi analisis antara cahaya dan materi
sebagai fungsi dari panjang gelombang. Sementara spektrum adalah warna - warna
yang timbul ketika sebuah cahaya polikromatik dilalukan pada sebuah media
pendispersi, misalnya prisma atau kisi difraksi. Dalam catatan sejarah,
spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak"
digunakan dalam teori - teori struktur materi serta analisa kualitatif dan
kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi berkembang seiring teknik
- teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak,
tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon,
gelombang suara, sinar
x
dan lain sebagainya.
Spektrum
yang dihasilkan ketika sebuah cahaya putih ( polikromatik) diuraikan ke dalam
komponen warnanya sangat bergantung kepada jenis sumber cahaya, maksudnya
adalah apakah sumber cahaya tersebut benda padat ataukah gas, bila gas apakah
gasnya tebal ataukah tipis dan panas ataukah dingin ? Berkenaan dengan hal di
atas, terdapat dua macam tipe dasar spektrum, yaitu spektrum kontinu (meliputi
energi pada seluruh panjang gelombang) dan spektrum diskret (meliputi energi
hanya pada panjang gelombang tertentu).
•
Spektrum Kontinu
Spektrum
kontinyu muncul dari gas padat atau benda padat yang memancarkan panas mereka
pergi melalui produksi cahaya. Objek seperti memancarkan cahaya atas berbagai
panjang gelombang, sehingga spektrum jelas tampak halus dan kontinyu. Spektrum
kontinu atau spektrum termal dihasilkan oleh sebarang benda padat, cair,
ataupun gas (mampat; kerapatan tinggi) yang berada pada tenperatur di atas nol
mutlak (0 K = -2730 C). Spektrum jenis ini adalah yang paling sederhana karena
“bentuknya” hanya bergantung pada temperatur benda sumber. Contoh spektrum
kontinu adalah pelangi. Spektrum kontinu sering disebut juga spektrum benda
hitam(black body). Sebuah benda hitam adalah objek yang menyerap seluruh cahaya
yang datang padanya sehingga benda ini terlihat hitam. Ketika sebuah benda
hitam dipanaskan, benda akan mengemisikan cahaya secara efisien. Meskipun tidak
ada objek yang berkelakuan sebagai benda hitam sempurna, bintang-bintang dan
planet memiliki karakteristik yang cukup dekat dengan benda hitam, hal mana
terlihat dari spektrum yang dihasilkan yang sangat mirip dengan spektrum benda
hitam sempurna.
Spektrum
benda dengan temperatur yang berbeda ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
Dari gambar dapat dilihat bahwa untuk benda dengan temperatur yang lebih
tinggi, luas daerah di bawah kurva pun bernilai lebih besar yang berarti bahwa
terdapat lebih banyak energi yang dipancarkan pada seluruh panjang gelombang.
Terlihat pula bahwa untuk temperatur yang lebih tinggi, puncak spektrum
bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih pendek mengikuti Hukum Wien yang
ekspresi matematikanya. Beberapa fitur khas yang dimiliki spektrum kontinu adalah:
•
Dihasilkan pada semua panjang gelombang oleh objek (padat,
cair, maupun gas mampat) yang memiliki temperatur di atas nol mutlak.
•
Bentuk spektrumnya hanya bergantung pada temperatur benda
sumber,bukan pada komposisi kimiawinya.
•
Benda dengan temperatur yang lebih tinggi (panas) akan
menghasilkan cahaya yang lebih banyak pada seluruh panjang gelombang daripada
benda yang lebih dingin.
•
Untuk temperatur yang lebih tinggi, puncak spektrum bergeser
ke arah panjang gelombang yang lebih pendek atau ke arah frekuensi tinggi.
•
Perubahan kecil dalam temperatur akan menghasilkan perubahan
besar dalam jumlah energi yang dipancarkan tiap satuan luas permukaan benda
sumber.
•
Spektrum diskret
Bila kita
amati spektrum bintang ataupun planet dengan seksama, akan kita dapati spektrum
kontinu diselang-seling dengan garis-garis gelap pada panjang gelombang
tertentu, yang disebut sebagai garis-garis absorpsi. Di bintang, garis-garis
gelap tersebut dibentuk oleh gas dingin renggang yang terdapat di lapisan atas.
Gas dingin renggang (kerapatan rendah) menyerap energi pada panjang gelombang
tertentu dari cahaya yang dihasilkan gas panas mampat di bawahnya. Sementara
itu, di planet garis-garis absorpsi terbentuk karena pantulan sinar matahari
diserap pada panjang gelombang tertentu oleh molekul-molekul gas yang ada di
atmosfer planet. Berbeda dengan spektrum absorpsi, spektrum emisi dihasilkan
oleh gas panas yang renggang. Contoh dari kedua spektrum diskret ini dihasilkan
oleh gas hidrogen. Perhatikan, karena gasnya sama yaitu hidrogen, garis-garis
absorpsi maupun emisi terletak di panjang gelombang yang sama. Terlihat bahwa
spektrum dengan garis absorpsi terbentuk manakala temperatur gas renggang lebih
rendah daripada temperatur sumber cahaya di latar belakang (gambar
bawah-pertama). Berbeda dengan hal ini, spektrum dengan garis emisi terbentuk
ketika gas renggang berpijar (gambar bawah-kedua). Pada kasus ini tidak
diperlukan adanya sumber cahaya di latar belakang. Pada spektrum diskret, pola
garis yang terbentuk bergantung pada komposisi kimiawi gas renggang.
Masing-masing unsur kimia atau molekul memiliki pola garis yang khas, sehingga
pola tersebut tak ubahnya. Para astronom biasa mengelompokkan spektrum diskret
sebagai garis - garis emisi atau pancaran dan garis – garis.
Cahaya
Pengetahuan adalah ungkapan yang sering digunakan, tetapi terutama cocok dalam
referensi untuk spektroskopi. Sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang
struktur atom dan molekul berasal dari mempelajari interaksi mereka dengan
cahaya (radiasi elektromagnetik). Daerah yang berbeda dari spektrum
elektromagnetik menyediakan berbagai jenis informasi sebagai hasil dari
interaksi tersebut. Menyadari bahwa cahaya dapat dianggap memiliki
karakteristik baik gelombang dan partikel-seperti-seperti, hal ini berguna untuk
mempertimbangkan bahwa frekuensi tertentu atau panjang gelombang cahaya terkait
dengan "kuanta cahaya" energi yang sekarang kita sebut foton. Seperti dicatat dalam persamaan
berikut, frekuensi dan perubahan energi proporsional, tetapi panjang gelombang
memiliki hubungan terbalik dengan jumlah tersebut.
Dalam
rangka untuk "melihat" molekul, kita harus menggunakan cahaya
memiliki panjang gelombang lebih kecil dari molekul itu sendiri (kira-kira 1
sampai 15 angstrom unit). Radiasi seperti ditemukan di wilayah X-ray dari
spektrum, dan bidang kristalografi sinar-X menghasilkan gambar sangat rinci
struktur molekul setuju untuk pemeriksaan. Faktor pembatas utama di sini adalah
kebutuhan untuk kristal kualitas tinggi dari senyawa yang sedang dipelajari.
Metode kristalografi sinar-X terlalu rumit untuk dijelaskan di sini, namun,
sebagai instrumentasi otomatis dan penanganan data teknik meningkatkan, pasti
akan terbukti menjadi prosedur pilihan untuk penentuan struktur. Pencirian Spektrum
Frekuensi (Spektroskopi) Konsep dasar dari spektroskopi adalah penguraian
(dekomposisi) suatu berkas sinyal/gelombang menjadi sebuah kumpulan/berkas
sinyal-sinyal fundamentalnya (sinyal-sinyal harmoniknya) Misalkan: kebalikan darinprinsip superposisi !!!
Teknik-teknik spektroskopi dijelaskan dibawah tidak memberikan gambar tiga dimensi dari molekul, tetapi menghasilkan informasi tentang ciri-ciri tertentu. Sebuah ringkasan singkat dari informasi ini berikut:
•
Spektrometri Massa: Sampel molekul terionisasi oleh elektron
energi tinggi. Massa untuk mengisi rasio ion ini sangat akurat diukur dengan
percepatan elektrostatik dan gangguan medan magnet, memberikan berat molekul
yang tepat. Pola fragmentasi ion mungkin berhubungan dengan struktur dari ion
molekuler.
•
Ultraviolet-Visible Spektroskopi: Penyerapan cahaya ini
relatif tinggi-energi menyebabkan eksitasi elektronik. Bagian mudah diakses
dari daerah ini (panjang gelombang 200 sampai 800 nm) menunjukkan serapan hanya
jika terkonjugasi pi-elektron sistem yang hadir.
•
Spektroskopi Inframerah: Penyerapan radiasi energi yang
lebih rendah menyebabkan eksitasi getaran dan rotasi kelompok atom. dalam
molekul. Karena serapan karakteristik mereka identifikasi kelompok fungsional
adalah mudah dicapai.
•
Spektroskopi Nuklir Resonansi Magnetik: Penyerapan di bagian
rendah energi radio frekuensi spektrum menyebabkan eksitasi negara spin nuklir.
Spektrometer NMR disetel ke inti tertentu (misalnya 1 H, 13
C, 19 F & P 31). Untuk jenis tertentu nukleus,
spektroskopi resolusi tinggi dan jumlah atom membedakan di lokasi yang berbeda
dalam molekul.
Spektroskopi
umumnya digunakan dalam kimia fisik dan 1kimia analisis untuk mengidentifikasi suatu substansi
melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam
spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara
intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh.
Kebanyakan teleskop - teleskop besar mempunyai spektrograf yang digunakan untuk
mengukur komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi
atau untuk mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan 1pergeseran Doppler garis - garis
spektral. Spektroskopi merupakan dekomposisi/ penguraian cahaya polikromatis
menjadi cahaya monokromatis.
2.2 Macam
- Macam Spektroskopi
Ada empat
macam spektroskopi diantaranya :
•
Spektroskopi emisi
Spektroskopi
emisi menggunakan kisaran spektrum elektromagnetik di mana suatu zat memancar
(memancarkan). Substansi pertama harus menyerap energi. Energi ini dapat
berasal dari berbagai sumber, yang menentukan nama emisi berikutnya, seperti
pendaran. Molekuler pendaran teknik meliputi spectrofluorimetry. Spektroskopi
Emisi Atom. Pada metode ini atom-atom unsur dalam nyala api akan tereksitasi.
Pada waktu atom-atom kembali ke tingkat dasar akan memancarkan radiasi
elektromagnetik yang disebut radiasi emisi dimana energi radiasi emisi ini sama
dengan energi radiasi eksitasi. Jadi sumber radiasi disini berasal dari sampel.
Intensitas radiasi emisi ini kemudian dideteksi oleh detektor setelah melalui
monokromator. Dalam hal ini konsentrasi unsur sebanding dengan intensitas
radiasi, artinya terdapat hubungan linear antara intensitas radiasi dengan
konsentrasi unsur.
•
Spectroskopi absorbsi
spektroskopi absorpsi yaitu
transmitansi, absorbansi dan absorptivitas. Spektroskopi absorbsi adalah teknik
dimana kekuatan seberkas cahaya diukur sebelum dan sesudah melewati suatu
materi yang pada teknik ini ada fenomena penyerapan cahaya. Istilah tersebut
digunakan dalam spektroskopi UV-Vis, spektroskopi absorpsi atom dan
spektroskopi IR. Transmitansi Apabila suatu berkas sinar radiasi dengan
intensitas Io dilewatkan melalui suatu larutan dalam wadah transparan maka
sebagian radiasi akan diserap sehingga intensitas radiasi yang diteruskan It
menjadi lebih kecil dari Io. Transmitansi dengan simbol T dari larutan
merupakan fraksi dari radiasi yang diteruskan atau ditansmisikan oleh larutan,
yaitu : T = It/Io. Transmitansi biasanya dinyatakan dalam persen (%).
Absorbansi Absorbansi dengan simbol A dari suatu larutan merupakan logaritm
dari 1/T atau logaritma Io/It. A = log (1/T) = log (Io/It) = - log (T) Contoh :
Bila A = 0 artinya radiasi diteruskan 100%, bila A = 1 artinya radiasi
diteruskan 10%. Nama lain dari absorbansi adalah Optical Density (OD)
Absortivitas dan Absortivitas Molar Absorbansi berbanding langsung dengan tebal
larutan dan konsentrasi larutan (hukum Beer), yaitu : A = a b c dimana: A =
absorbansi a = konstanta disebut absortivitas b = tebal larutan c = konsentrasi
larutan, Jika konsentrasi c dinyatakan dalam mol/liter (Molar) dan tebal
larutan dalam cm maka absortivitas ), sehingga A =disebut absortivitas molar ( b c Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi
berbanding langsung dengan tebal larutan dan konsentrasi seperti telah
dikemukakan sebelumnya. Rumus ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Radiasi
dengan intensitas Io yang dilewatkan bahan setebal b berisi sejumlah n partikel
(atom, ion atau molekul) akan mengakibatkan intensitas berkurang menjadi It Io
> It Berkurangnya intensitas radiasi tergantung dari luas penampang (S) yang
menyerap partikel, dimana luas penampang ini sebanding dengan jumlah partikel
(n). Sehingga: sehingga X Y I - dI b I t I o db Bila diintegralkan Luas
penampang S dapat dinyatakan dalam volume V dan ketebalan b : sehingga : atau
n/V menunjukkan banyaknya partikel/cm3, jadi besaran ini
dapat dikonversi ke dalam konsentrasi dalam mol/l,
•
NMR Spektroskopi
Spektroskopi resonansi magnetik
nuklir, yang paling umum dikenal sebagai spektroskopi NMR, adalah nama yang
diberikan kepada teknik yang mengeksploitasi sifat magnetik inti tertentu.
Ketika ditempatkan dalam medan magnet, NMR inti aktif (seperti 1 H atau 13 C)
menyerap frekuensi karakteristik dari isotop. Frekuensi resonansi, penyerapan
energi dan intensitas sinyal sebanding dengan kekuatan medan magnet. Sebagai
contoh, dalam 21 tesla medan magnet, proton beresonansi pada frekuensi 900 MHz.
Hal ini umum untuk mengacu ke 21 T magnet sebagai 900 MHz magnet, meskipun inti
berbeda beresonansi pada frekuensi yang berbeda di bidang ini kekuatan. Dalam
medan magnet bumi inti yang sama beresonansi pada frekuensi audio. Efek ini
digunakan di lapangan Bumi NMR spektrometer dan instrumen lainnya. Karena
instrumen ini portabel dan murah, mereka sering digunakan untuk mengajar dan
studi lapangan.
•
Spektroskopi Infra Merah
Spektroskopi inframerah merupakan
salah satu alat yang banyak dipakai untuk mengidentifikasi senyawa, baik alami
maupun buatan. Dalam bidang fisika bahan, seperti bahan-bahan polimer,
inframerah juga dipakai untuk mengkarakterisasi sampel. Suatu kendala yang
menyulitkan dalam mengidentifikasi senyawa dengan inframerah adalah tidak
adanya aturan yang baku untuk melakukan interpretasi spektrum. Karena
kompleksnya interaksi dalam vibrasi molekul dalam suatu senyawa dan efek-efek
eksternal yang sulit dikontrol seringkali prediksi teoretik tidak lagi sesuai.
Pengetahuan dalam hal ini sebagian besar diperoleh secara empiris dan
pengalaman. Spektroskopi inframerah dekat (IMD) didasarkan pada efek overtone
molekul dan getaran kombinasi. Transisi dua efek ini “terlarang” dalam aturan
larangan pada mekanika kuantum. Sebagai hasilnya, absorptivitas molar pada
wilayah inframerah dekat cukup kecil. Teknik ini memiliki keuntungan karena IMD
secara umum dapat jauh menembus sampel daripada radiasi “inframerah sedang”.
Teknik ini dikenal kurang sensitif, tetapi sangat berguna dalam pengujian
material “mentah” (belum diolah), tanpa atau hanya sedikit persiapan
sebelumnya. Dalam praktek, NIRS seringkali dikalibrasi dengan teknik lain yang
lebih sensitif untuk mendapatkan hubungan antara hasil kedua teknik itu.
Spektrum yang dihasilkan overtone molekul dan getaran kombinasi di bagian IMD
umumnya sangat lebar, sehingga terbentuk spektrum-spekrum yang rumit. Ini
menyulitkan penentuan komponen kimiawi yang spesifik. Teknik-teknik kalibrasi
statistika multivariat (seperti analisis komponen utama atau kuadrat terkecil parsial)
sering dipakai untuk memberikan informasi tentang kandungan kimiawi yang
diinginkan. Spektroskopi (Gelombang) Inframerah-Dekat (Inggris: Near-infrared
Spectroscopy, biasa dikenal dengan singkatannya: NIRS) merupakan satu teknik
spektroskopi yang menggunakan wilayah panjang gelombang inframerah pada
spektrum elektromagnetik (sekitar 800 sampai 2500 nm). Dikatakan “inframerah
dekat” (IMD) karena wilayah ini berada di dekat wilayah gelombang merah yang
tampak. Penggunaan teknik (dan alat) ini umum di bidang farmasetika, diagnostik
medis, ilmu pangan dan agrokimia (terutama yang terkait dengan pengujian
kualitas), riset mesin bakar, serta spektroskopi dalam astronomi.NIRS umum
dipakai dalam diagnostik medis, terutama dalam pengukuran kadar oksigen darah,
atau juga kadar gula darah. Meskipun bukan teknik yang sangat sensitif, NIRS
“tidak menakutkan” pasien/subjek karena tidak memerlukan pengambilan sampel
(non-invasif) dan dilakukan langsung dengan menempelkan sensor di permukaan
kulit.
2.3 Jenis – Jenis Strestoskopi
•
Penyerapan
Spektroskopi
absorpsi adalah teknik di mana kekuatan sinar cahaya diukur sebelum dan sesudah
interaksi dengan sampel dibandingkan. Teknik penyerapan spesifik cenderung
disebut oleh panjang gelombang radiasi diukur seperti ultraviolet, inframerah
atau spektroskopi penyerapan microwave. Penyerapan terjadi ketika energi dari
foton sesuai dengan perbedaan energi antara dua negara material.
•
Fluoresensi
Fluoresensi spektroskopi menggunakan foton energi yang lebih
tinggi untuk merangsang sampel, yang kemudian akan memancarkan foton energi
yang lebih rendah. Teknik ini telah menjadi populer untuk aplikasi biokimia dan
medis, dan dapat digunakan untuk mikroskopi confocal, transfer energi resonansi
fluoresensi, dan pencitraan fluoresensi seumur hidup. Spektroskopi
Fluoresensi Atom. Pada metode ini seperti pada spektroskopi absorpsi atom untuk
membentuk partikel-partikel atom diperlukan nyala api. Energi radiasi yang
diserap oleh partikel atom akan dipancarkan kembali ke segala arah sebagai radiasi
fluoresensi dengan panjang gelombang yang karakteristik. Sumber radiasi
ditempatkan tegak lurus terhadap nyala api sehingga hanya radiasi fluoresensi
yang dideteksi oleh detektor setelah melalui monokromator. Intensitas radiasi
fluoresensi ini berbanding lurus dengan konsentrasi unsur.
•
Sinar X
Ketika
X-ray dari frekuensi yang cukup (energi) berinteraksi dengan zat, elektron
shell batin dalam atom sangat antusias untuk orbital kosong luar, atau mereka
mungkin dihapus sepenuhnya, ionisasi atom. Shell "lubang" dalam
kemudian akan diisi oleh elektron dari orbital terluar. Energi yang tersedia
dalam proses de-eksitasi dipancarkan sebagai radiasi (fluoresensi) atau akan
menghapus lain yang kurang-terikat elektron dari atom (Auger effect). Frekuensi
absorpsi atau emisi (energi) merupakan karakteristik dari atom tertentu. Selain
itu, untuk suatu atom tertentu, kecil frekuensi (energi) variasi yang merupakan
ciri khas dari ikatan kimia terjadi. Dengan alat yang cocok, ini karakteristik
sinar-X atau elektron Auger frekuensi energi dapat diukur. X-ray spektroskopi
penyerapan dan emisi yang digunakan dalam ilmu kimia dan material untuk
menentukan komposisi unsur dan ikatan kimia.
X-ray
kristalografi adalah proses hamburan; kristal bahan pencar sinar-X pada sudut
didefinisikan dengan baik. Jika panjang gelombang insiden sinar-X yang
diketahui, ini memungkinkan perhitungan jarak antara pesawat dari atom-atom
dalam kristal. Intensitas dari sinar-X yang tersebar memberikan informasi tentang
posisi atom dan memungkinkan susunan atom-atom dalam struktur kristal harus
dihitung. Namun, cahaya sinar-X kemudian tidak tersebar sesuai dengan panjang
gelombang, yang ditetapkan pada nilai yang diberikan, dan difraksi sinar-X
demikian bukanlah sebuah spektroskopi.
•
Api
Sampel
larutan cair yang disedot menjadi sebuah kombinasi burner atau nebulizer /
burner, desolvated, dikabutkan, dan kadang-kadang bersemangat ke keadaan energi
yang lebih tinggi elektronik. Penggunaan api selama analisis memerlukan bahan
bakar dan oksidan, biasanya dalam bentuk gas. Bahan bakar gas umum digunakan
adalah asetilena (ethyne) atau hidrogen. Gas oksidan umum digunakan adalah
oksigen, udara, atau nitrous oksida. Metode ini seringkali mampu menganalisis
analit unsur logam di bagian per juta,, miliar atau rentang konsentrasi yang
mungkin lebih rendah. Detektor cahaya yang diperlukan untuk mendeteksi cahaya
dengan analisis informasi yang datang dari nyala api.
BAB
III
Kesimpulan
spektroskopi
yaitu ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara
atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi
tersebut.Serta spektrum kontinu (meliputi energi pada seluruh panjang
gelombang) dan spektrum diskret (meliputi energi hanya pada panjang gelombang
tertentu). Pada
kimia organik, metoda spektroskopi
digunakan untuk menentukan dan mengkonfirmasi struktur molekul, untuk memantau
reaksi dan untuk mengetahui kemurnian suatu senyawa. Metoda yang paling penting
untuk kimia organik adalah spektroskopi resonansi magetik inti: spektroskopi 1H
dan 13C NMR, spektrometri massa, inframerah dan spektroskopi UV/Vis. Dengan
demikian masih banyak Spektroskopi yang baru yang lebih canggih lagi dalam
penggunaannya dibanding sebelum-sebelumnya.
•
Kritik dan
Saran
Demikianlah
makalah yang berisi tentang Agama Yang Di Akui Di Indonesia ini kami susun
dengan sebaik mungkin semoga pembahasan materi diatas dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca dan mempelajarinya, Amin ya robal alamin. Kami
menerima kritik dan saran yang membangun agar pembahasan kami mengenai Agama
Yang Di Akui Di Indonesia ini menjadi lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar